www.stikeshangtuah-sby.ac.idVitamin dan mineral dalam jumlah yang tepat diperlukan untuk fungsi tubuh normal. Pemakaian vitamin dan mineral yang berlebilan, terutama vitamin2 yang larut dalam lemak dan besi, dapat menimbulkan toksisitas vitamin
.
VITAMIN
Senyawa organik yang diperlukan untuk fungsi metabolism normal dan untuk pertumbuhan dan penyembuhan jaringan.
Jenis Vitamin
- Vitamin yang larut dalam lemak
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. vitamin ini lambat dimetabolisme, dan dapat disimpan dalam jaringan lemak, hati, dan otot dalam jumlah yang bermakna, dan diekresikan kedalam urin dalam laju yang lambat.
- Vitamin A
Vitamin A : Acon, Aquasol A
Kontraindikasi : Minyak mineral, kolestiramin, kontrasepsi oral, kortikosteroid
Farmakokinetik : Absorbsi PO(peroral) = kira –kira 1 jam
Distribusi PP = tidak ada
Metabolisme t½ = mingguan
Eliminasi= Ginjal dan feses
Farmakodinamik : Mula : Kira-kira 1-2 jam
Puncak : 4-5 jam
Lama : tidak ada
Efek samping : Definisi vitamin A, mencegah buta senja, mengobati kelainan kulit, perkembangan tulang.
Reaksi yang merugikan : Lekopenia, anemia aplastik, edema papil.
- Vitamin D
Vitamin D mempunyai peranan penting dalam mengatur metabolisme kalsium dan diperlukan untuk absorbsi kalsium dari usus halus.
Fungsi: Meningkatkan pemakaian fosfor dan kalsium. Penting untuk gigi dan tulang yang kuat
Sumber makanan : Susu yang diperkaya vitamin D, kuning telur, Ikan Tuna Dan ikan tuna dan ikan salmon
Keadaan difesiansi : Rickets, Kekurangan fosfor, dan kalsium dalam darah.
v Vitamin E
Fungsi : Melindungi asam lemak dan meningkatkan pembekuan dan fungsi sel-sel darah merah, otot dan jaringan lain.
Sumber makanan : Biji-bijian yang belum sosoh, gandum, minyak, sayur dan selada.
Keadaan defisiensi : Pecahnya sel darah merah.
- Vitamin K
Fungsi : Untuk pembekuan darah
Sumber makanan : Sayur – syuran berdaun hijau, hati, keju, kuning telur.
Keadaan defisiensi : Waktu pembekuan yang memanjang sehingga sering terjadi pendarahan.
- Vitamin yang larut dalam air
Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin C dan B kompleks. Kelompok vitamin ini biasanya tidak bersifat toksik kecuali jika dipakai dalam jumlah yang sangat berlebihan. Vitamin yang larut dalam air tidak disimpan dalam tubuh dan mudah di ekresikan ke dalam urin.
- Vitamin C
Vitamin C : Asam askrobat (Ascorbicap, cenon, cevalin, Solucap C)
Kontraindikasi : Payah ginjal, batu ginjal
Interaksi : Anti kogulan oral, salisilat
Farmakokinetik : Absorbsi Po = cepat
Distribusi PP = tidak ada
Metabolisme t½ = tidak ada
Eliminasi = Ginjal
Farmakodinamik : Mula : >2 bln
Puncak : Tidak ada
Lama : Tidak ada
Efek terapeutik : Mencegah dan mengobati defisiensi vitamin C, Mempercepat penyembuhan luka dan luka bakar.
Efek Samping : Sakit kepala, letih, mengantuk, mual, nyeri, ulu hati, muntah, diare.
Reaksi yang merugikan : Batu ginjal, thrombosis vena dalam.
- Vitamin B kompleks
- Vitamin B1 (tiamin)
Dipakai untuk mengobati neuritis perifer,yang dapat terjadi peminum alcohol.
Fungsi : Meningkatkan pemakaian gula(energi), dibutuhkan agar fungsi system saraf dan jantung bekerja dengan baik.
Sumber makanan : Roti, biji-bijian yang diperkaya, ragi, hati, daging babi, ikan, susuai.
Keadaan difensiasi : Gangguan sensois, pertumbuhan yang terlambat, keletihan, anoreksia.
- Vitamin B2 (ribloflavin)
Dapat diperkaya untuk mengatasi masalah penyakit kulit, seperti dermatitis yang bersisik, sudut mulut yang pecah-pecah dan peradangan kulit dan lidah.
Fungsi : Meningkatkan pemakaian karbohidrat, protein dan lemak oleh tubuh.
Sumber makanan : Susu, Roti, Biji –bijian yang diperkaya, hati, daging tanpa lemak, telur, sayur –sayuran berdaun hijau.
Keadaan difisiensi : Gangguan penglihatan.
- Vitamin B3 (asam nikotinat atau niasin)
Diberikan untuk mengtasi pellagra, dan hiperlipidemia, tetapi dosis yang besar dapat menimbulkan iritasi gastrointestinal dan fasodilatasi.
Fungsi : Untuk reaksi yang menghasilkan syaraf dan membantu system syaraf.
Sumber makanan ; telur, daging, hati, kacang, roti, biji-bijian.
Keadaan defisiensi : Pertumbuhan yang terlambat, pellagra, sakit kepala, kelihatan daya ingat.
MINERAL
Berbagai mineral, seperti besi, cuprum, dan zinc, diperlukan untuk fungsi tubuh, tetapi besi (fero sulfat, glukonat, atau fumarat) adalah untuk regenerasi hemoglobin. Diet yang normal mengandung 5-20 mg besi. Salah satu defisiensi besi adalah anemia. Makanan yang kaya besi adalah hati, dging tanpa lemak, kuning telur, kcang-kacangan kering, sayur berdaun hijau dan buah. Makanan dan antacid memperlambat absorpsi besi dan vitamin C meningkatkan absorpsi besi.
Dosis besi:
Usia 6 bulan – 2th : 1,5 mg/kg
Dewasa : 50 mg/hr, untuk regenerasi hemoglobin
HORMON ADENOHIPOFISIS
Sekresi hormon hipofisis anterior selain dikontrol oleh hipotalamus, banyak dipengaruhi factor antara lain oleh obat yaitu hormone alamiah, analog, dan antagonis hormon. Hormon hipofisis anterior mengatur sintesis dan sekresi hormone dan zat-zat kimia di sel target.
Hormon yang dihasilkan oleh hipofisis anterior berupa polipeptid yaitu:
1. Hormone pertumbuhan (GH)
2. Hormone prolaktin (PRL)
3. Hormone kortikotropin (ACTH)
Sebagian lain berbentuk glikoprotein:
1. Tirotropin (TSH)
2. Luteinzing hormone (LH = ICSH)
3. Hormone pemacu folikel (FSH)
Hormone glikoprotein terdiri dari 2 subunit α dan β yang masing-masing mempunyai gugus karbohidrat dan asam sialat. Spesifitas hormone ini ditentukan oleh subunit β dan gugus karbohidratnya.
1. HORMON PERTUMBUHAN
Hormone pertumbuhan berupa polipeptida dengan berat molekul 22.000. hormone ini merupakan 10% dari berat kelenjar hipofisis kering.
· Faal
Ø Fungsi hormone pertumbuhan adalah untuk pertumbuhan
Ø Defisiensi: menyababkan kekerdilan (dwarfisme)
Ø Kelebihan: menyebabkan gigantisme pada anak dan akromodali pada dewasa
Hormone yang berperan pada pertumbuhan dan perkembangan adalah hormone tiroid, insulin, androgen, dan estrogen.
· Pengaturan
Pada waktu istirahat sebelum makan pagi kadar hormone pertumbuhan 1-2 ng/ml, sedangkan pada keadaan puasa sampai 60 jam meningkat perlahan mencapai 8 ng/ml. Kadar ini selalu meningkat segera setelah seseorang tidur. Sekresi hormone pertumbuhan yang berlebihan dapat ditekan dengan pemberian agonis dopamine.
Ø Bromokriptin adalah suatu agonis dopamine derivate ergot, dipakai untuk menekan sekresi hormone pertumbuhan pada penderita hipofisis.
Ø Antagonis serotin (5-HT) misalnya heptadin dan metergolin, antagonis adrenergic misalnya tentolamin, juga dapat menghambat sekresi hormone pertumbuhan, tetapi efeknya lemah dan tidak konsisten.
· Indikasi
Selama ini indikasi hormone pertumbuhan hanya dibatasi untuk mengatasi kekerdilan akibat hipopitutarisme.
· Sediaan
Somatrem: hormone yang dihasilkan dari rekayasa genetic dan memiliki satu gugus metionin tambahan pada terminal-N dann menyebabkan timbulnya antibody dalam kadar rendah. 1 mg somatrem setara dengan 2,6 IU hormone pertumbuhan.
Ø Kegunaan klinik: diindikasikan untuk hormone pertumbuhan pada anak. Dosisnya disesuaikan kebutuhan perorangan. Maksimum 0,1 mg/kg 3x seminggu
Ø Efek samping: hiperglikemia dan ketosis (diabetogenik) bisa terjadi pada pasien dengan riwayat diabetes militus
Somatropin: secara kimia identik dengan hormone pertumbuhan manusia, tapi dibuat dengan rekayasa genetic.
Ø Kegunaan klinik: sama dengan somatrem
Ø Efek samping dan interaksi obat: glukokortikoit di duga dapat menghambat perangsangan pertumbuhan oleh hormone ini.
Ø Cara pemberian: IM dan SC. Dosis maksimum 0,06 mg/kg dibagi 3x pemberian dalam seminggu
2. PROLAKTIN
Prolaktin pada manusia berperan dalam fungsi fisiologik dan keadaan patologik tertentu.
· Faal
Fungsinya adalah di dalam laktasi. Prolaktin mempengaruhi fungsi dalam mempersiapkan, memulai, dan mempertahankan laktasi.
· Pengaturan
Pengaturan sekresi prolaktin berada di bawah pengaruh hipotalamus. Obat yang dapat mempengaruhi kadar prolaktin dalam darah ialah reserpin, haloperidol, imipramin, klorpromazin, dan amitriptilin yang sebagian merupakan antagonis dopamine. Peningkatan kadar prolaktin oleh obat ini dapat disertai galaktor sedangkan defirat ergot dan I-dopa menghambat sekresi prolaktin. Kadar prolaktin dalam darah 5-10 ng/ml, pada pria sedikit lebih rendah. Kadarnya meningkat pada masa hamil dan mencapai puncak pada saat partus (200 ng/ml), juga pada stress fisik dan mental, hipoglemia dan fluktuasi kadar estrogen.
3. GONADOTROPIN
Hipofisis menghasilkan 2 jenis gonadotropin yang mengatur fungsi alat reproduksi, yaitu:
Hormone pemacu folikel (FSH) dan Luteinzing hormone (LH).
Gonadrotopin korion :
CGH (chorionic gonadropin hormone) yang berasal dari plasenta, serta LHRH yang mengatur sekresinya.
· Kimia
FSH, LH, CGH, dan TSH merupakan kelompok hormone peptide yang berbentuk glikoprotein. Hormon ini terdiri atas subunit α dan β.
· Faal
FSH pada wanita menyebabkan perkembangan folikel primer menjadi folikel Graf, di bawah pengaruh LH folikel yang telah berkembang akan mensekresi esterogen dan progesterone. FSH pada pria berfungsi menjamin terjadinya spermatogenesis.
· Pengturan
Sekresi gonadropin hipofisis diatur oleh hipotalamus melalui penglepas (releasing hormone) dan oleh hormone seks steroid melalui mekanisme upan balik.
LHRH alam cepat terhidolisis dalam plasma dengan waktu paruh 4 menit. LHRH sintetik sangat efektif, pemberian 10-100 UG IV menyebabkan peningkatan kadar gonadrotopin plasma dengan cepat. Hormon ini dapat merangsang ovulasi dan spermatogenesis baik pada hewan percobaan maupun manusia.
· Indikasi
Ø Infertibilitas : Gonadotropin berguna untuk mengiduksi ovulasi pada wanita yang kekurangan gonadotropin. Ovulasi terjadi pada 90 % penderita yang diobati dengan menotropin dan CG, dan 50% diantaranya menjadi hamil, 30% berupa kehamilan ganda, 20%-30% dari yang hamil menglami keguguran. Gonadotropin juga mengembalikan kesuburan pada pria yang mandul akibat hipopituitarisme. Evaluasi untuk efek ini baru terlihat setelah lebih dari 12 minggu.
Ø Kriptorkisme : diberikan dosis 500-400 IU gonadotropin, 2-3 kali seminggu dan pengobatan dihentikan segera setelah efek terapi selesai.Bila tidak sukses perlu tindakan operasi sebab insidens tumor testis tinggi pada kriptokisme.
· Sediaan
Menotropin (pergonal) ialah sediaan gonadotropin yang berasal dari urin wanita menoupouse, yang mengandung aktivitas FSH dan LH sama banyak. Untuk induksi ovulasi harus diberikan bersama CGH yaitu masing-masing sebanyak 75 IU IM perhari selama 9-15 hari diikuti dengan 10.000 IU. CGH bila belum berhasil bisa di ulang dalam beberapa siklus.
Suntikan gonadotropin korion (HCG Pregnyl) berasal dari urin wanita hamil, mengandung 1500 unit/mg. Dosisnya 500-4000 IU 2-3 kali seminggu selama beberapa minggu untuk kriptokisme atau hipogonadism pada pria. Untuk merangsang ovulasi di berikan 5000-10000 IU satu hari setelahpemberian menotropin.
HORMON PARATIROID DAN KALSITONIN
Hormon paratiroid (HPT) berasal dari kelenjar paratiroid yang terdiri dari 4 kelenjar kecil, terletak dibawah kelenjar tiroid. Fungsi utama adalah ikut mempertahankan kadar ion Ca dalam cairan ekstrasel agar tetap stabil.
· Farmakologi hormone paratiroid
HPT hanya dapat di berikan secara suntukan karena pada pemberian oral akan dirusak oleh enzim proteolitik saluran cerna. Masa paruhnya kira-kira 20 menit, dan degradasi hormone ini diduga terjadi di hati dan ginjal.
· Indikasi
Suntikan hormone HPT digunakan untuk diagnosis pseudohipoparatiroidisme.
· Sediaan
Suntikan HPT didapat dari kelenjar paratiroid sapi. 1 unit hormone ini potensinya kira-kira = 1/1000 dari jumlah yang dibutuhkan untuk meningkatkan kadar ion Ca Plasma sebesar 1 mg % dalam waktu 16-18 jam. Biasanya sediaan ini diusahakan akan berisi 100 unit/ml.
Kalsitonin merupakan hormone polipeptida yang berefek hipokalsemik dan hipofosfatenik.
· Farmakokinetik
Pemberian kalsitonin per-orang akan cepat dirusak oleh cairan lambung. Oleh karenanya hanya dapat diberikan secara parenteral. Sesudah pemberian SK, kadar puncak dalam plasma tercapai dalam waktu 15-45 menit. Masa paruh plasma kalsitonin salmon sekitar 15 menit dan dari manusia sekitar 4 menit.
· Sediaan, dosis dan indikasi
Untuk penderita paget, dosis awal 0,5 mg/hari SK. Pada penyakit yang hebat, dibutuhkan dosis sampai dengan 0,5 mg 2x per hari. Kalsitonin efektif untuk mengurangi hiperkalsemia dan kadar fosfat plasma penderita hiperparatirodiisme, hiperkalsemia iodipatik pada bayi, intoksifikasi vitamin D dan osteolisis tulang akibat metastasis.
· Efek samping
Efek samping yang mungkin timbul adalah ruam kulit, muntah, diare, flusing di daerah muka dan malase. Umumnya keluhan saluran cerna dan kulit ini berkurang walaupun terapi diteruskan.
HORMON TIROID
Pada umumnya gejala klinik yang timbul karena hipofungsi maupun hiperfungsi kekurangan atau kelebihan tiroid dapat diduga apabila hormone tiroid diketahui.
Hipotiroidisme
Di dalam klinik hipofungsi tiroid dapat dibagi sebagai berikut:
· Kretinisme (hipotiroidisme bawaan):
a. Atiroid (sporadit)
b. Strumaendemik
· Miksudem pada anak (juvenile mixedema)
· Miksudem pada orang dewasa (penyakit GULL)
a. Hipotiroidisme primer (kelainannya terdapat pada tiroid)
b. Hipotiroidisme sekunder karena kelainan hipofisis
Hipertiroidisme
Di bedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Penyakit Grave
Pada penyakit Grave tiroid membesar secara difus dan sering disertai gejala pada mata.
2. Penyakit plumer
Penyakit plumer gejala mata tidak ada dan biasanya disebabkan oleh hipersekresi hormone tiroid oleh 1 nodulus tiroid saja
Pada hipertiroidisme penderita biasanya sukar tidur, sering merasa cemas dan gelisah, tidak tahan hawa panas, dan perutnya sering mulas. Beberapa penderita mungkin menunjukkan gejala payah jantung, osteoporosis, dan miopati.
· Indikasi
Indikasi utama hormone tiroid adalah sebagai terapi pengganti pada miksudema, stuma atau goiter simple dan kretinisme.
· Sediaan
Bubuk tiroid (tiroid USP) mengandung tiroksin dan triodotironin. Tablet ekstrak tiroid, tiroglobulin (proloid), tiroksin, natrium levotiroksin.
ANTI TIROID
· Mekanisme kerja
Anti tiroid menghambat sintesis hormone tiroid dengan jalan menghambat proses peningkatan yodium pada residu tirosil dari tiroglobulin. Selain itu anti tiroid juga menghambat proses gabungan dari gugus yodotirosil untuk membentuk yodotironin. Cara kerjanya dapat dijelaskan dengan adanya hambatan terhadap enzim peroksidase sehingga oksidasi ion yodida dan gugus yodotirosil terganggu.
· Farmakokinetik
Pada umumnya anti tiroid yang dipakai dalam klinik memperlihatkan masa kerja yang pendek. Propiltiourasil mempunyai masa kerja 2-8 jam, sedangkan metimazol dengan dosis 10-25 mg dapat bekerja selama kira-kira 24 jam.
· Efek samping
Reaksi yang paling sering timbul adalah demam obat, yang terutama terjadi dalam pengobatan. Terjadinya berbagai macam reaksi tersebut berhubungan erat dengan dosis obat yang diberikan, degradasi obat dalam badan dan ekskresinya.
· Indikasi
Anti tiroid digunakan untuk pengobatan hipertiroidisme, baik untuk mengatasi gejala klinik sambil menunggu remisi spontan, maupun sebagai persiapan operasi.
Keuntungan penggunaan anti tiroid ialah mengurangi tindakan operatif beserta segala komplikasi yang mungkin timbul dan juga mengurangi terjadinya miksudem yang menetap karena penggunaan radium radioaktif.
Referensi
1. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UI.1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta, Gaya baru.
2. Kee, Joyce L dan Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi (Pendekatan Proses Keperawatan). Jakarta, Gaya Baru.
3. Katzung, Betran g. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta, Salemba Medika.
4. Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2002. Obat-obat Penting. Jakarta, Alex Media Komputindo.
0 komentar:
Posting Komentar